VERIVIKASI JURUSAN TOI DAN TSM
SMK PGRI 2 PALIMANANAN
OLEH PENGAWAS
Monday, May 21, 2018
Saturday, May 19, 2018
4 Kompetensi SMK Ini Sesuai dengan Kebutuhan Revolusi Industri 4.0
BANDUNG, DISDIK JABAR - Empat kompetensi di pendidikan menengah kejuruan
yang memiliki prospek hingga 20 tahun ke depan terus dikembangkan. Keempat
kompetensi ini akan lebih banyak dibutuhkan di era revolusi industri 4.0.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan Dinas Pendidikan Jawa Barat
Dodin Rusmin Nuryadin mengatakan empat kompetensi itu di bidang pertanian,
pariwisata, kemaritiman dan rekayasa industri. Ia menyebutkan tenaga kerja yang
dibutuhkan di era sekarang itu yang berkaitan dengan high order
thinking skill.
“Oleh karena itu, banyak yang akan membuka sekolah kejuruan kami arahkan
untuk membuka kompetensi yang dibutuhkan industri saat ini,” ujarnya, di Jalan
Rajiman, Rabu 16 Mei 2018.
Dodin mengatakan Provinsi Jawa Barat mempunyai 103 kompetensi keahlian.
Jumlah itu jauh di atas kompetensi keahlian nasional yang jumlahnya 51
kompetensi keahlian. Menurut Dodin, dibuatlah kebijakan yang menghentikan
pengajuan pembukaan kompetensi keahlian yang sudah jenuh.
Keahlian yang sudah jenuh itu, yang menjadi faktor bahwa lulusan SMK
menyumbang jumlah pengangguran terbesar. Data itu, kata Dodin, tidak sepenuhnya
benar di Jawa Barat. Pasalnya di Jawa Barat setiap tahunnya, sekitar 60 persen
lulusan terserap di dunia kerja.
“Sisanya ada yang memilih berwirausaha. Atau ada yang memutuskan berumah
tangga,” ucapnya.
Lebih lanjut Dodin menyebutkan tingginya jumlah pengangguran disebabkan
ketidakseimbangan antara permintaan dan persediaan tenaga kerja. Ditambah lagi
proses link and match belum berjalan sepenuhnya. Di sekolah juga, kata Dodin,
masih kurangnya daya dukung seperti ketersediaan guru linear.
“Ini masalah yang harus kita benahi segera. Salah satunya dengan membuka
program baru yang sesuai dengan kebutuhan revolusi industri 4.0,” katanya.
Mematahkan anggapan
Menurut Dodin, empat kompetensi keahlian yang prospektif itu akan terus
disosialisasikan. Menurut dia, persoalan mendasar adalah anggapan dari
masyarakat. Ia mencontohkan kompetensi keahlian pertanian, dinilai masyarakat
akan menghasilkan petani yang penuh lumpur dan jauh dari kesan elegan.
“Padahal petani lulusan SMK tidak hanya pandai bertani tapi dia mampu
mengelola pertanian. Bisa dibilang dia insinyurnya,” ucapnya.
Berikutnya kompetensi keahlian
kemaritiman, terus dikembangkan mengingat potensi besar yang dimiliki oleh Jawa
Barat. Dodin meyakini, lulusan membuka lapangan kerja dari empat kompetensi
keahlian yang prospektif tersebut. Untuk mencapai target tersebut, lanjut
Dodin, sekolah harus mampu memenuhi 8 standar pendidikan dengan segera.***
Subscribe to:
Posts (Atom)